Sabtu, 10 Maret 2012

Budidaya Gaharu

Apa itu gaharu?

Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami atau buatan pada pohon Aguilaria sp (Thymelaeaceae).
Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria.
Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Manfaat gaharu  antara lain sebagai bahan pembuat  obat dan parfum.




Budidaya Gaharu, Satu Pohon Hasilkan Puluhan Juta
Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini. Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram getah gaharu.
Sementara harga getah gaharu mencapai Rp5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk getah gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku di jual Rp5 juta per Kg, sedangkan untuk getah pohon gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp 15 - 20 juta per Kg.
Saat pohon gaharu berumur sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat pemuncul getah. Setiap pohon diperlukan satu ampul dengan harga Rp300 ribu. Petani Gaharu jambi sudah menjual sekitar 50 batang pohon gaharu yang masih berumur 1-3 tahun dengan nilai jual Rp 19 juta. Petani telah menanam 500 batang pohon gaharu dengan umur satu tahun lebih dan tinggi   50 cm.
Karena memiliki sifat tumbuh yang tidak jauh beda dengan tanaman hutan lainnya, setiap hektar lahan dapat ditanam sekitar 500 pohon gaharu dengan jarak tanam   3X4 meter.
Bibit pohon gaharu tersebut ia peroleh dari Samarinda, Kalimantan Timur, yang sebelumnya dikembangkan dari Nusa Tenggara Timur ( NTT ). Harga bibit pohon Gaharu Rp 17.500 sampai Rp 20.000 per pohon.
Untuk Pemasaran tidak perlu repot, karena banyak pembeli yang siap mendatangi mereka yang memiliki getah gaharu. Pengusaha transportasi itu juga berharap usaha yang ia rintis dapat diikuti masyarakat dan petani lain di Kotabaru.
“Jika lahan tidur di wilayah kita dikembangkan dengan menanam gaharu, maka 10-15 tahun kemudian akan menghasilkan uang ratusan juta,” terang Miran. Sebelumnya, Miran sudah mencoba beberapa tanaman kebun, namun hasilnya tidak seperti menanam pohon gaharu. Dalam satu pohon usia dewasa dapat menghasilkan uang puluhan juta rupiah,
Banyak petani lain di Desa Betung, Langkang Lama, Langkang Baru, Gunung Ulin dan Sebelimbingan yang mulai mengembangkan kayu yang biasa diambil getahnya untuk bahan minyak dan bahan obat-obatan tersebut.

MEMETIK KEUNTUNGAN DITENGAH KELANGKAAN GAHARU
Data Asosiasi Pengusaha Gaharu Indonesia (Asgarin) menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai kuota ekspor gaharu mencapai 300 ton per tahun namun akibat tingkat perburuan yang tinggi sehingga yang terpenuhi hanya sekitar 10-20 persen dari kuota tersebut.
Tingkat kelangkaan kayu gaharu juga mulai terlihat sejak tahun 1980-an ketika perburuan gaharu mulai dilakukan besar-besaran karena nilai ekspor yang tinggi.
Tidak jarang ditemui banyak pohon gaharu yang sudah mati belum saatnya karena pencarian gubal yang begitu gencar. Padahal, secara alamiah gubal tersebut akan muncul pada gaharu yang terinfeksi jamur. Akibatnya banyak gaharu yang ditebang dan sudah mulai langka, baik di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua dan Maluku.

GAHARU POHON TERMAHAL DI DUNIA
Gaharu adalah salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) komersial yang bernilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu yang merupakan hasil alami dari kawasan hutan yang dapat berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Nilai komersial gaharu sangat ditentukan oleh keharuman yang dapat diketahui melalui warna serta aroma kayu bila dibakar, masyarakat mengenal kelas dan kualitas dengan nama gubal, kemedangan dan bubuk. Selain dalam bentuk bahan mentah berupa serpihan kayu, saat ini melalui proses penyulingan dapat diperoleh minyak atsiri gaharu yang juga bernilai jual tinggi.

Manfaat Gaharu
Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan Hindu.
Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja, tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Gaharu bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus ,penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik (perawatan wajah dan menghaluskan kulit). Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur.

Penanaman Dan Pemeliharaan Menanam Bibit
Kegiatan menanam gaharu dimulai dari pemilihan jenis/species, Aquilaria malaccensis, A. microcarpa serta A. crassna adalah species penghasil gubal gaharu dengan aroma yang sangat disenangi masyarakat Timur Tengah, sehingga memiliki harga paling tinggi.
Lokasi Penanaman, Gaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 m dpl, dengan pola tanam monokultur atau dengan sisetem tumpangsari. Jark tanam 3 x 3 m (1.000 pohon/ha.), namun dapat juga 2.5 x 3 m sampai 2.5 x 5 m. Jika tanaman gaharu ditanam pada lahan yang sudah ditumbuhi tanaman lain, maka jarak tanaman gaharu minimal 3 m dari tanaman tersebut.
Penyiapan lubang tanaman untuk bibit dengan ukuran lubang tanam 40 x 40 x 40 cm. Lubang yang sudah digali dibiarkan minimal 1 minggu, agar lubang beraerasi dengan udara luar. Kemudian masukkan pupuk dasar, campuran serbuk kayu lapuk dan kompos dengan perbandingan 3 : 1 sampai mencapai ¾ ukuran lubang. Kemudian setelah beberapa minggu pohon gaharu, siap untuk ditanam. Penanaman bibit gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 16.00 sore harinya.

Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung agar gaharu terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan rumput dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.
Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.

Pada musim hujan ini memang sangat cocok untuk menanam pohon-pohon gaharu.  Program pemerintah lewat Kementrian Kehutanan yang akan menanam 1 milyard pohon, ada baiknya menyertakan gaharu yang ditanam di pekarangan rumah atau di kebun/tegalan.
Dalam baner-baner yang bisa kita temukan dalam promosi menaman 1 milyard pohon bahwa menanam pohon menambah rejeki.  Mudah2an demikan halnya jika menanam gaharu.

Budidaya Pohon Gaharu

Deskripsi
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia,
Jazirah Arab, serta Afrika Timur.
Sudah gaharu, cendana pula! Sudah tahu, bertanya pula! Peribahasa tersebut sangat sering kita dengar sehari-hari. Akan tetapi tidak banyak dari kita yang tahu apakah gaharu tersebut dan darimana ia dihasilkan. Gaharu sebenarnya merupakan substansi aromatik (aromatic resin) yang berbentuk gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai kehitaman yang terbentuk pada lapisan dalam kayu tertentu. Timbulnya gaharu ini bersifat spesifik, dimana tidak semua pohon dapat menghasilkan substansi aromatik ini. 


Berdasarkan studi dari Ng et al. (1997), diketahui jenis-jenis berikut ini menghasilkan resin gaharu apabila terinfeksi oleh kapang gaharu :
Teknik dan Cara Budidaya Gaharu
Syarat TumbuhGaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 mdpl.
  • Tinggi pohon mencapai 40 m dengan diameter batang mencapai 60 cm.  Permukaan batangnya licin, berwarna keputih-putihan, kadang-kadang beralur. Kayu biasanya keras.
  • Bentuk daun lonjong agak memanjang dengan ukuran panjang 6-8 cm, lebar 3-3,5 cm. Ujung daun meruncing, daun kering biasanya berwarna abu-abu kehijauan, tepi daun agak bergelombang, melengkung, kedua permukaannya licin dan mengkilap. Tulang daun sekunder 12-16 pasang.
  • Bunga terdapat pada ujung ranting, ketiak daun. atau kadang-kadang di bawah ketiak daun.  Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya sampai 4 cm, lebar 2,5 cm.  Bentuk biji bulat telur, tutupnya rapat oleh rambut yang berwarna merah.
Perbanyakan Bibit
Secara umum, ada 2 (dua) cara perbanyakan bibit tanaman gaharu, yaitu dengan cara generatif dan vegetatif.

Cara Generatif
Secara generatif (biji), bibit Gaharu dapat diperoleh dari biji maupun secara puteran.
Pembuatan bibit gaharu dari biji, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan biji ini, yaitu :
  • Buah yang sudah tua di batang dikumpulkan pada musim buah.
  • Buah yang diperoleh dikeringkan selama beberapa hari dengan cara diangin-anginkan atau dijemur selama 2 (dua) jam pada pagi hari, yaitu antara jam 08.00-10.00.
  • Biji yang sudah kering ditaruh di dalam karung dan disimpan dengan baik, jangan sampai terkena air, lembab, berjamur atau dimakan serangga dan tikus, sampai waktunya untuk disemaikan.
Pembuatan bibit secara puteran
  • Tanaman Gaharu dapat dikembangbiakkan secara alami melalui pemencaran biji.  Pohon yang sehat biasanya dapat menghasilkan banyak biji dengan daya kecambah yang cukup tinggi.  Umumnya, pohon yang berasal dari biji baru bisa menghasilkan buah setelah berumur ± 8 (delapan) tahun.
  • Anakan gaharu dapat diambil pada awal musim penghujan.  Pengambilan anakan ini harus disertai dengan tanah disekitarnya dan dilakukan dengan hati-hati agar akar jangan sampai rusak.  Kemudian anakan tersebut ditempatkan di polybag dan dipelihara di bedengan sampai siap untuk ditanam.
Cara Vegetatif
Perbanyakan bibit tanaman gaharu secara vegetatif dapat dengan cangkok, okulasi, stek pucuk dan lain sebagainya.  Namun cara vegetatif ini memiliki kelemahan, antara lain :
  • Perakaran tanaman kurang lengkap, sehingga mudah roboh bila tertiup angin kencang.
  • Tanaman kurang tahan menghadapi keadaan kurang air, khususnya di musim kemarau panjang, karena sifat perakarannya yang dangkal dan kurang mampu mengambil air tanah.
Namun perbanyakan dengan cara vegetatif ini adalah bibit relatif lebih cepat dibandingkan dengan cara generatif.

Penanaman
Penanaman benih gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya.



Jarak Tanam
Jarak tanam 3x3 m (1.000 pohon/ha.), namun dapat juga 2.5x3 m sampai 2.5x5 m. Jika tanaman gaharu ditanam pada lahan yang sudah ditumbuhi tanaman lain, maka jarak tanaman gaharu minimal 3 m dari tanaman tersebut.

Lubang tanam
Ukuran lubang tanam adalah 40x40x40 cm. Lubang yang sudah digali dibiarkan minimal 1 minggu, agar lubang beraerasi dengan udara luar. Kemudian masukkan pupuk dasar, campuran serbuk kayu lapuk dan kompos dengan perbandingan 3:1 sampai mencapai ¾ ukuran lubang. Kemudian setelah beberapa minggu pohon gaharu, siap untuk ditanam.

Pemeliharaan 
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran dibawah canopy. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung agar kena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti. Pembersihan gulma dapat dilakukan 3 bulan sekali atau pada saat dipandang perlu.
Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.


Proses Pembentukan Gaharu
Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman. Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena mengandung senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol. Untuk kepentingan komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon penghasil gaharu memiliki mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan gaharu dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh cendawan yang dapat digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.

Proses Pembentukan Gaharu secara Buatan:
Teknologi sederhana untuk membentuk gaharu, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Melukai batang pohon 
  2. Cara pembenihan mikroorganisme
  3. Pemberian oli dan gula merah
  4. Memasukan potongan gaharu
  5. Cara bor spiral pada batang gaharu (Aquilaria malaccensis) yang berumur minimal 5 tahun
Spesifikasi
Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.

Cara Pemungutan
  • Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
  • Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
  • Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
  • Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
  • Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.
Pengolahan Minyak Gaharu
Sebelum dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya. Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke ahli penyulingan minyak yang biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu tersebut. Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasi air, kayu gaharu direndam dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah. Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan distilasi uap. Tenaga uap yang menyebabkan sel tanaman dapat terbuka sehingga minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar. Uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi kembali menjadi cairan. Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah. Salah satu metode digunakan saat ini adalah ekstraksi dengan [superkritikal CO2], yaitu CO2 cair yang terbentuk karena tekanan tinggi. CO2 cair berfungsi sebagai pelarut aromatik yang digunakan untuk ekstraksi minyak gaharu. Metode ini menguntungkan karena tidak terdapat residu yang tersisa, CO2 dapat dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.

Nilai Ekonomi
Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu beringin. Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya. Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya. Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, kemedangan, dan abu. Gubal merupakan kayu berwarna hitam atau hitam kecoklatan dan diperoleh dari bagian pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar wangi beraroma kuat. Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar wangi dan aroma yang lemah serta memiliki penampakan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, memiliki kasar, dan kayu lunak. Kelas terakhir adalah abu gaharu yang merupakan serbuk kayu hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu.

Prospek Bisnis Gaharu 
Sebanyak 2000 ton/tahun gaharu memenuhi pusat perdagangan gaharu di Singapura. Gaharu tersebut 70% berasal dari Indonesia dan 30% dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hutan alam sudah tidak mampu lagi menyediakan gaharu. Gaharu hasil budidaya merupakan alternatif pilihan untuk mendukung kebutuhan masyarakat dunia secara berkelanjutan.
Jika satu pohon gaharu hasil budidaya menghasilkan 10 kg gaharu (semua kelas), maka diperlukan pemanenan 200.000 pohon setiap tahun.
Dengan harga mulai dari 500.000-30 juta/kg bahkan bisa lebih, tergantung asal species pohon dan kualitas gaharu dan minyak gaharu yang disuling dari gaharu kelas rendah (kemedangan) memiliki harga mulai dari 50.000-100.000/ml maka keuntungan dari budidaya gaharu dapat mengubah tingkat kesejahteraan masyarakat.

Jenis-Jenis Gaharu Komersial

Jenis-Jenis Gaharu Komersial


1) Aquilaria Crassna
-Banyak tumbuh di Sempadan Kemboja-Thailand dan Vietnam
-Berdaun bujur panjang dan sedikit meruncing di ujung daun
-Berbatang kelabu kehijauan


2) Aquilaria Malaccencis
-Pohonnya besar, bisa mencapai ketinggian lebih dari 36 meter
- Daun berbentuk bujur dengan ujung meruncing seperti lidah, tepi daun sedikit berombak, permukaan daun yang licin  dan tidak berbulu



3) Aquilaria Beccariana
-Pohon sederhana,  ketinggian mencapai 20 meter
-Daun besar dengan urat daun timbul dan jelas kelihatan pada permukaan daun ujung, daun runcing dan pangkal daun berbiji lebar
-permukaan daun  berwarna hijau kelabu  atau sedikit berkarat, hijau lumut dengan tepi daun berombak


4) Aquilaria Microcarpa
-Spesies ini jarang di temui, namun masih terdapat di Johor Malaysia    Sumatra (Palembang dan Lampung) Kepulauan Belitung, Bangka dan Borneo (Brunei,Sabah,Sarawak)
-Kebiasaan tumbuh dihutan tanah rendah mencapai 200 meter dari permukaan laut.


5) Aquilaria Hirta
-Pohonnya kecil, tinggi kurang dari 15 meter
-Tulang belakang daun berbulu halus / berbaldu
-Pangkal daun berbentuk runcing dan berbulu pada daun muda



6) Aquilaria Sub-Integra
-Kebiasaannya tumbuh di Selatan Thailand
-Berdaun halus panjang dengan ujung daun yang meruncing
-Buahnya terletak dikelopak bunga
-Berbatang hijau kemerah-merahan


7) Hybrid
-Hasil kacukan (penyambungan batang) dari spesies Crassna
-Banyak terdapat di Sempadan Vietnam-China dan Kamboja- China

Jual Pohon Gaharu


Jumat, 09 Maret 2012

Jual Minyak Gaharu

Gaharu OiL

 

Uraian :
Minyak gaharu merupakan minyak yang dihasilkan dari distilasi kayu gaharu baik dengan sistem basah ataupun sistem kering.  Minyak gaharu sangat diminati oleh berbagai pengguna terutama untuk sumber atau bahan minyak wangi atau parfum, untuk bahan obat, dan untuk penggunaan lainnya.
Minyak gaharu harganya sangat bervariasi tergantung dari tingkat kemurnian atau dari kualitas bahan yang digunakan.

Jual Getah Gaharu


Jual Bibit Gaharu Buaya

Bibit Gaharu

  

Uraian :
Pada musim hujan ini memang sangat cocok untuk menanam pohon-pohon gaharu.  Prgram pemerintah lewat Kementrian Kehutanan yang akan menanam 1 milyard pohon, ada baiknya menyertakan gaharu yang ditanam di pekarangan rumah atau di kebun/tegalan.
Dalam baner-baner yang bisa kita temukan dalam promosi menaman 1 milyard pohon bahwa menanam pohon menambah rejeki.  Mudah2an demikan halnya jia menanam gaharu.
Memang kita tidak bisa mendapat hasil itu segera.  Perlu waktu, perlu kesabaran, perlu teknologi, perlu banyak hal untuk sampai kepada maksud tersebut.

Jual Kayu Gaharu Buaya asal Kalimantan


Jual - Beli Gaharu

bibit Aquilaria malaccensis

Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan berwarna coklat muda sampai hitam yang terdapat diantara sel-sel kayu. Tanaman yang bisa menghasilkan gaharu biasa disebut Pohon Gaharu. Sebaran Pohon Gaharu di Asia diantaranya adalah di India, Laos, Burma, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri Pohon Gaharu tersebar di Pulau Irian, Sumarta, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, maluku dan sedikit di Jawa bagian Barat.

Adapun jenis Pohon Gaharu dan penyebarannya di Indonesia adalah:

1. Aquilaria malaccensis (Sumatra dan Kalimantan)

2. Aquilaria beccariana (Sumatra dan Kalimantan)

3. Aquilaria microcarpa (Sumatra dan Kalimantan)

4. Aquilaria filaria (Irian dan Maluku)

5. Aquilaria cumingiana (Sulawesi)

6. Aquilaria tomntosa (Irian)

7. Grynops audate dan Grynops podocarpus (Irian)

8. Grynops versteegii (Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian)

9. Wikstoemia androsaemifolia (Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan

Sulawesi).

Dan masih banyak lagi beberapa spesies pohon penghasil Gaharu yang tersebar di kedalaman hutan di Indonesia.

Dari beberapa spesies pohon penghasil gaharu diatas, pohon dari marga Aquilaria memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan yang paling banyak diburu adalah Aquilaria malaccensis karena gaharu yang dihasilkan memiliki mutu yang sangat baik.

Manfaat Gaharu

Gaharu mengandung essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan eksraksi atau penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat (fixative) dari berbagai jenis parfum, kosmetika dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk atau abu dari gaharu digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio dan bubuk aroma therapy.

Daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh daun pohon gaharu yang membantu kebugaran tubuh. Senyawa aktif agarospirol yang terkandung dalam daun pohon gaharu dapat menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek menenangkan, teh gaharu juga ampuh sebagai obat anti mabuk.

Ampas dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan sebagai kamfer anti ngengat dan juga mengharumkan seluruh isi lemari. Oleh masyarakat tradisional Indonesia, gaharu digunakan sebagai obat nyamuk, kulit atau kayu gaharu dibakar sampai berasap. Aroma harum tersebutlah yang tidak disukai nyamuk (sumber: majalah Trubus).

Cara Menanam dan Pemeliharaan

Pohon penghasil gaharu secara umum tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus, pohon dapat tumbuh dengan baik pada struktur tanah yang ringan sampai berat dengan terkstur lempung ataupun pasir. Secara ekologi dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 - 2.400 meter dpl, kelembapan 60 – 80 % dengan curah hujan 1.000 – 3.500 mm/th.

Penanaman dimulai dengan membuat lubang tanam dengan kedalaman 30 cm, panjang dan lebar lubang 30 cm. Setelah lubang terbuat, isi lubang dengan pupuk organik matang sampai kedalaman lubang menyisakan 15 cm. Kemudian taburkan 1 sdm akarisida (furadan, marshal, atau rugby) untuk melindungi tanaman dari serangan anjing tanah (orong-orong), gasir, dan hama lainnya yang hidupnya di tanah. Setelah penaburan akarisida, bibit tanaman dikeluarkan dari polybag dan usahakan tanah dalam polybag jangan sampai pecah.

Masukan bibit dengan tinggi minimal 30 cm ke lubang dan lubang diurug dengan tanah yang dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Setelah lubang tertutup oleh tanah, taburkan lagi akarisida di sekeliling tanaman sebanyak 1 sdm kemudian siram dengan air. Pemberian akarisida akan melindungi tananam pada masa kritis yaitu sebelum tanaman berumur lebih dari 3 bulan.

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan dan pemberian pupuk organik setiap 2 bulan dan pemberian pupuk NPK pabrik setiap 4 bulan sampai tanaman berumur 3 tahun dengan dosis disesuaikan. Setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun pemberian pupuk dilakukan setiap 6 bulan dengan dosis 250 gram/pohon ditabur disekitar pangkal pohon kemudian ditutup dengan tanah.

Usahakan tanaman mendapatkan air yang cukup dan jangan sampai terendam air pada saat musim hujan.

Pembentukan Gubal

Gubal gaharu akan dihasilkan oleh pohon penghasil gaharu yang terinfeksi mikroba fusarium sp, datangnya mikroba fosarium sp ini bisa secara alami dan dengan menyuntikan mikroba ke pohon yang tentunya bertujuan agar pohon terinfeksi fusarium sp. Selang waktu 1-3 tahun setelah disuntik gubal gaharu baru terbentuk.

Kelas, harga dan pemasaran gaharu

Permintaan pasar terhadap gaharu terus meningkat. Selain kebutuhan peribadatan berberapa agama, gaharu juga digunakan oleh masyarakat Arab untuk sebagai siwak. Kondisi iklim yang panas dan kegemaran mengkonsumsi daging membuat tubuh mereka bau menyengat sehingga wangi gaharu digunakan sebagai pangharum.

Harga gaharu sendiri ditentukan berdasarkan kelas, adapun kelas-kelas dalam gaharu secara garis besar adalah:

1.Gubal

a.super: hitam merata, kandungan damar wangi tinggi, aroma kuat

b.super AB: hitam kecoklatan, kandungan damar wangi cukup, aroma kuat

c.sabah super: hitam kecoklatan, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat

d.kelas C: hitam banyak garis putih, kepingan kayu tipis, rapuh

2.Kemedangan

a.tanggung A: coklat kehitaman, kandungan damar wangi tinggi, aroma agak kuat

b.sabah I: coklat bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat

c.tanggung AB: coklat bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat

d.tanggung C: kecoklatan bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat

e.kemedangan I: kecoklatan bergaris putih lebar, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat

f.kemedangan II: putih keabu-abuan bergaris hitam tipis, kandungan damar wangi kurang, aroma kurang kuat

g.kemedangan III: putih keabu-abuan, kandungan damar wangi kurang,aroma kurang kuat

3.Abu/cincangan yang merupakan potongan kayu kecil hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu

(sumber: majalah Trubus)

Harga gaharu terus meningkat seiring dengan permintaan pasar, namun ketersediaan gaharu dari alam terus menurun, hal inilah yang mendasari budidaya gaharu.

Adapun negara tujuan eksport gaharu diantaranya adalah Singapura, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, Hongkong, Korea dan Malaysia. Adapun eksport terbanyak ke negara Singapura baru Timur Tengah di urutan ke-2.

gambar gaharu